Industri Gim di Indonesia Ternyata Sangat Besar, Kamu Mau Ambil Bagian yang Mana?

Gametren – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mengungkapkan potensi besar industri gim Indonesia dalam acara Sesi Ngobrol Parekraf yang berlangsung hari ini (30 Juni 2020).

Dalam acara yang berlangsung lebih dari satu jam itu, Syaifullah selaku Direktur Industri Kreatif Film, Televisi, dan Animasi dari Parekraf memaparkan sejumlah data yang menguatkan besarnya potensi tersebut.

Pada tahun 2019 kemarin, wilayah Asia-Pasifik telah menjadi penguasa pasar gim di dunia dengan Indonesia yang memiliki potensi pasar terbesar ketiga setelah Tiongkok dan India di wilayah tersebut.

Yang mana dalam hal ini, Asia-Pasifik cukup dominan karena berhasil mengemas sekitar 47 persen pangsa pasar dengan peningkatan hingga sekitar 7,6 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2018.

Syaifullah pun menjabarkan pangsa pasar ini jika dilihat dari segmentasi dan perangkat yang digunakan. Dalam data yang diungkapkannya, gim seluler berhasil menjadi sumber penghasilan paling besar di industri gim.

Newzoo yang menjadi acuan Syaifullah mengungkapkan bahwa pangsa pasar gim seluler berhasil merebut sekitar 45 persen pangsa pasar, diikuti oleh gim konsol sebesar 32 persen, dan gim komputer 23 persen.

Indonesia sendiri memiliki potensi pasar yang mencapai USD 1,1 Miliar dengan potensi pasar gim seluler menjadi yang terbesar diikuti sejumlah peningkatan dari potensi pasar gim konsol maupun komputer.

Hanya saja Syaifullah sedikit menyayangkan potensi ini karena pangsa pasar Indonesia masih didominasi oleh gim-gim dari luar dan gim lokal bahkan hanya memegang sekitar 0,4 hingga 2 persen berdasarkan data AGI (Asosiasi Game Indonesia) yang dirujuknya.

Apalagi dalam hal ini, data-data spesifik yang diungkapkan oleh Giring Ganesa selaku Presiden Indonesian Esport Premier League (IESPL) menunjukkan bahwa Indonesia menempati posisi kedua belas pasar gim secara global.

Giring dalam hal ini bahkan memaparkan bahwa Indonesia telah memiliki total pendapatan menyentuh angka USD 1,04 Miliar di sektor gim dengan pendapatan untuk gim seluler hingga USD 672 Juta dan jumlah pemain mencapai 62,1 Juta orang.

Menariknya, capaian mengejutkan ini tidak hanya berlaku untuk mereka yang gemar bermain gim karena ternyata Indonesia juga memiliki jumlah penonton konten-konten gim yang cukup banyak dengan persentase mencapai 66 persen.

Angka-angka ini semakin terlihat jomplang ketika dibandingkan dengan sektor industri kreatif yang lain. Giring sendiri bahkan sempat memperlihatkan bagaimana perbandingannya dengan sektor-sektor tersebut.

Dibandingkan dengan industri musik misalnya, Mobile Legends: Bang Bang dan Garena Free Fire mampu mendapatkan keuntungan sekitar USD 7 – 9 Juta setiap bulan padahal satu album Peterpan dan Padi hanya mencapai sekitar USD 5 – 6 Juta sepanjang masa.

Capaian keuntungan Mobile Legends: Bang Bang dan Garena Free Fire ini pun tercatat lebih besar meski dibandingkan dengan industri film, misalnya Warkop DKI Reborn dan Dilan yang hanya mengemas USD 15 – 17 Juta sepanjang masa.

Padahal, pangsa pasar di industri gim ini tercatat akan terus tumbuh karena adanya Gross Domestic Product (GDP) yang senantiasa meningkat, penetrasi internet di berbagai macam wilayah, hingga semakin terjangkaunya ponsel pintar.

Potensi-potensi ini secara keseluruhan membuat peluang yang lebih besar di industri gim, mulai dari pengembangan gim, pemain gim, hingga penyelenggara acara-acara e-sport.

Untuk mendukung hal tersebut, pemerintah sendiri sudah menyiapkan sejumlah program khusus yang salah satunya diberi tajuk dengan Gelora 2020 yang akan digunakan untuk mendorong terciptanya kekayaan intelektual lokal di tengah pandemi COVID-19.